Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘Korupsi’

Coba kita simak kembali pernyataan Sri Mulyani (SM) yang merasa menang dengan keputusannya mundur dari kabinet.  Benarkah Ia menang ? Kalau Ia menang, siapa yang Ia kalahkah ? ataukah sebenarnya Ia kalah ?

Saya terus terang termasuk pengagum SM, buat saya Ia bukan saja wanita yang pandai, tapi juga mempunyai integritas yang tinggi, prinsip yang kokoh, kuat namun luwes dalam menempatkan diri.  Tak perlu dijelaskan mengapa demikian, kiprahnya sudah banyak diketahui khalayak.

Yang ingin saya soroti disini, apakah Ia benar-benar menang dengan keputusan mundur seperti yang diklaim SM di sebuah kampus ?

SM mengatakan menang karena merasa ia tidak terseret dalam kartel politik yang sarat konflik kepentingan.  Ya….. dalam hal ini SM tidak terkalahkan oleh tekanan kepentingan tersebut.  Namun apakah layak disebut pemenang ?

Bila kita cermati, kemenangan SM ini barulah sebatas kemenangan diri, tetapi belum merupakan kemenangan publik, atau secara sosial SM belum dapat dikatakan menang….

Karena SM memilih mundur, dan SM tidak mampu mengubah dan memperbaiki lingkungannya agar prinsip dan nilai-nilai SM yang baik dapat ditularkan bahkan diadopsi oleh lingkungannya. SM kalah dalam lingkungan terdekatnya…..

Sangat disayangkan, Tokoh SM harus mundur dan kalah oleh konflik kepentingan yang ada.  Namun apakah kekalahan ini sebuah kemenangan tertunda ? Saya masih berharap demikian....

Semua itu tentu berpulang pada dampak dan reaksi keputusan mundurnya SM , serta upaya lanjutan SM untuk mengimplementasikan idealismenya pada masyarakat luas, khususnya Bangsa Indonesia.

Apa yang SM katakan di kampus tersebut, memang sangat bermakna, selain menyebutkan buruknya iklim politik negeri ini,  Ia juga menyebutkan adanya kepalsuan dalam demokrasi saat ini.  Seolah-olah demokrasi, tetapi sebenarnya bukan, bahkan ia menyebutkan ini seperti orde baru…..

Kalau dampak pidato ini terus bergulir dan berdampak pada perubahan….. tentu ada harapan keputusan SM adalah sebuah kemenangan tertunda. Tapi jika SM berhenti sampai disitu…..bisa jadi Ia benar-benar kalah secara publik.

SM adalah seorang tokoh, Ia punya tanggung jawab untuk terus berjuang memperbaiki keadaan  ini…… Ayo ….. Jangan berhenti sampai disini…..

Jangan merasa menang dengan tindakan mundur…. perjuangan masih panjang… Indonesia perlu berubah dan bangkit…….berjuanglah terus SM…  bongkar dan basmi praktik-praktik politik kotor di negeri ini……yakinlah banyak yang mendukung hati nuranimu…..

Salam- progoharbowo

Read Full Post »

Untuk kesekian kali Polisi menembak mati ‘tersangka’ teroris !  Ini bukan prestasi ! ini sebuah KEBODOHAN, kalau bukan kebodohan tentunya ini sebuah KEJAHATAN !

sebuah opini pribadi, siapa setuju ?

Read Full Post »

Pernahkah anda memperhatikan saat mengisi bensin, lalu kran slang bensin yang dipegang oleh petugas berhenti-berhenti mengeluarkan bensin ?

Terus terang saya penasaran, sering sekali hal ini terjadi,  khususnya di awal pengisian, setelah petugas menyatakan “Dari nol ya pak !!”

Setelah kalimat “dari nol ya pak” meluncur dari mulut petugas…..lalu mulailah mengalir deras bensin dari slang tersebut ke tangki mobil kita, dan sekejap bunyi klek-klek……si slang tersebut tiba-tiba berhenti mengeluarkan bensin (penguncinya jatuh ke bawah)… dan secepat kilat sang petugas menaikkan lagi penguncinya untuk mengalirkan kembali bensin dari slang…..

Kadang ini terjadi berkali-kali dalam waktu berdekatan, sebelum akhirnya mereka “menguasai keadaan” dan akhirnya slang tersebut nggak ngadat lagi sampai akhir pengisian.

Ketentuan pengisian harus dari nol, tentu saja menjadi sia-sia karena setelah stop berkali-kali….. mereka meneruskan pengisian tanpa mengulang dari nol !

Apakah ini upaya mereka untuk “mencuri” hak kita sepersekian liter ? Siapa yang dapat menjelaskan fenomena pengisian bensin ini ? kalau ternyata kekhawatiran saya ini benar, praktek ini harus diberantas…..kalau ternyata bukan… mengapa kok jadi kebiasaan ? dan menurut saya ini kebiasaan yang aneh…..

Salam,

Read Full Post »

Sebenarnya saya ragu menuliskan hal ini … akan bermanfaat atau malah menuai badai khususnya nasib anak saya ? yaah…., semoga anda menangkap niat baik saya.

Sabtu minggu lalu, kami diundang ke sekolah anak saya (anak kedua) sebuah SMPN terbaik di Jakarta Timur, dengan agenda persiapan UN dan silaturahmi kepala sekolah baru. Sebagai orang tua yang baik, tentu saja kami memenuhi undangan tersebut dengan antusias. Namun apa dikata …. Pertemuan ini menjadi sesuatu yang menggelikan dan menyisakan pertanyaan besar di benak para orang tua ….. “Apa lagi Ini ????” ….

Begini cerita lengkapnya :

Sekitar pkl 07.50 saya sudah sampai disekolah (undangan jam 08.00), masuk ke ruang pertemuan sudah ada sekitar 20-30 orang tua, dan para orang tua terus berdatangan memenuhi ruangan (kapasitas 150-200 org) yang sudah tertata apik, dengan full karpet, tanaman hias, organ, TV monitor besar dan layar infocus.

Kami dengan sabar menanti walau jam telah menunjukkan angka lebih dari jam 08 pagi. Kami pun bertegur sapa dengan sesama orang tua murid. Tiba-tiba seseorang masuk keruangan dengan berteriak lantang kepada kami : “Keluar-keluar ……. Ayo cepat keluar-keluar …….keliling dulu …… lihat kelas-kelas……. Ayo …… cepat-cepat ….. keluar….”

Tentu saja kami kaget, kok tanpa sopan santun kepada orang tua… tiba-tiba saja meyuruh keluar layaknya menyuruh anak-anak yang nakal. Sambil berbisik-bisik dan bergumam mempertanyakan “siapa sih ? kok begitu amat ?” kamipun mencoba tetap respek mengikuti komandonya untuk berkeliling melihat kondisi kelas dan sekolah secara keseluruhan.

Dalam hiruk-pikuk tsb, kami mengetahui ternyata sang komando tsb adalah kepala sekolah yang baru. O..Ou….. sikapnya terhapuskan oleh kondisi sekolah yang cukup banyak perubahan dari sisi kebersihan dan penampilan. Lantai, bangku, dinding semua terlihat fresh.

Setelah selesai berkeliling, kami kembali digiring masuk ruang pertemuan dan acara dibuka oleh MC dilanjutkan lantunan lagu dari salah seorang murid diiringin pemain organ murid smp juga, so far so good ! Acara dilanjutkan dengan sambutan kepala sekolah yang baru, namun sebelum memulai, MC menyampaikan biodata kepsek dan juga video beliau saat penyambutan/pelantikan sebagai kepala sekolah sekitar 1 bulan yang lalu.

Nah berikutnya, mulailah sang komando beraksi …. Dengan gaya meledak-ledak … bapak kepala sekolah yang baru mengajak kita bershalawat bersama …..( shatalulloh…. Salammullah… alathoha…. Rasulillah …. dst) layaknya di sebuah acara pengajian. Kita tersenyum…… bahkan sebagian orang tua yang non muslim (ini sekolah negeri bukan sekolah islam) menundukkan kepala dan mungkin dalam hatinya … apaan sih……

Kembali lagi dengan gaya seorang guru kepada murid “ ….. ayo bapak-ibu yang keras dong…..jangan lemes gitu …. Sekarang ibu-ibu dulu …….trus gantian bapak-bapak ….. trus ayo bareng ……… dengan rasa respek kami orang tua mengikuti komandonya sambil tersenyum ….”

Selesai dengan shalawat…… mulailah beliau menceritakan dirinya…. Jadi kita mendapatkan lagi biodata beliau (padahal tadi sudah ditayangkan)….. bedanya ini diceritakan oleh tokoh aslinya. Tentu lebih seru karena ledakan dan guyonan dan aktingnya yang luar biasa… namun isinya semua sama dengan yang ditayangkan tadi yaitu antara lain :

Anak seorang pejuang kemerdekaan, ayahnya ikut mengantar bung karno ke rengasdengklok

Pendidikan lulus S2, sedang melanjutkan S3

Mantan kepsek SMPN ….. (saya lupa yang jelas bukan smpn unggulan)….

Selesai dengan acara yang berbau narsis…hehehe (nggak apa-apa lah… kadang kita juga suka narsis kan….)… selanjutnya beliau bertanya : “Bagaimana bapak-ibu sudah lihat perubahan yang terjadi di sekolah ini ? saya belum 1 bulan loh bu ( tepatnya 1 bulan kurang 1 hari)…. Tapi bapak/ibu lihat …… dst……” Pada prinsipnya beliau mengatakan saya bekerja keras dengan semangat baru melakukan perubahan berarti di sekolah ini.

Sampai disini….. kami pikir…. Oke…terimakasih, salut juga deh…… walaupun sikap dan perilakunya agak-agak “berbeda”. Namun, rasa salut itu tidak lama …..setelah beliau mengatakan bahwa semua renovasi sekolah ini …… belum dibayar …ALIAS NGUTANG…….!

Dan berikutnya beliau menekankan kepada kami para orang tua untuk menanggung biaya tsb. Beliau memotivasi para orang tua dengan ikut prihatin dan berjuang untuk pendidikan bangsa ini (anak pejuang) dan rasa ikhlas membantu kesejahteraan guru (dari sudut agama).

Dalam upayanya meyakinkan kita, beliau tidak segan-segan sampai duduk dilantai dengan kaki meronta-ronta mempraktekkan kalau anakanak bisa jatuh karena bangku sekolah yang rusak, juga menggunakan kata-kata … seperti ……”pikir….men…pikir…!!!” saat mempertanyakan bagaimana kita bisa maju kalau nggak pakai uang sumbangan dari orang tua.

Dengan KepSek yang lama, sejak kelas 2 SMP (anak saya masuk sekolah tsb mulai kelas 2)…. Tidak ada sama sekali pungutan biaya sepeserpun ! jadi sekolahnya gratis-tis… sesuai janji pemerintah. Tapi, ini yang dikritik kepsek yang baru. Beliau mengatakan ” saya menangis setelah tahu bahwa kepsek disini dibelenggu karena tidak boleh pungut iuran……”

Setelah masalah fasilitas/sarana pendidikan, beliau dibantu dengan Komite sekolah menyampaikan juga rencana perpisahan yang akan diselenggarakan di Balai Sudirman ! Waow…. Balai Sudirman….Salah satu gedung mewah di DKI. Beliau mengingatkan … jangan kecewakan anak-anak….. anak-anak sudah setuju…. Dan biaya 160jt juga ditanggung orang tua. Belum lagi acara pisah sambut kep sek….. mereka meminta lagi bantuan ortu, biaya sekitar 17 jt ! Buku Tahunan 75 Jt…..

Karena komite tetap tidak boleh memungut dana dari ortu, maka beliau melakukan ide terobosan (yang beliau sangat bangga dengan ide ini), yaitu membentuk organisasi “Pemerhati Pendidikan”. Iuran tidak ditetapkan, tetapi berdasarkan keihklasan orang tua. Yang tidak mampu, tidak perlu iuran. Untuk itu mereka langsung menyebarkan amplop untuk uang tunai tanpa nama dan form untuk menjadi anggota pemerhati pendidikan dengan janji nilai sumbangan.

Sementara materi utama persiapan UN, hanya disampaikan jadwal ujian saja. Serta hasil try out yang dilihat sekilas tanpa dibahas. Masalah hasil try out bisa ditanyakan langsung ke wali kelas setelah pertemuan ini … begitu katanya.

Dan yang bikin gemes…….. tidak ada acara tanya-jawab….. karena waktu habis, dan kelompok/ortu berikut sudah menunggu untuk masuk ruangan. Acara langsung ditutup. Sebagian orang tua ngomel……. “Kalau cuma begini ngapain datang ya….. ngomongnya persiapan ujian… kok malah cuma minta duit…..”.

Ada lagi yang lebih mengejutkan ! saat saya menceritakan hal ini kepada anak saya, anak saya memberikan informasi baru …. : “oh pantes aja yah….beberapa waktu yang lalu mamanya temen adek bilang… “hati-hati tuh sama kepsek yang baru, kayaknya calon…….(maaf saya ggak sampai hati menulisnya disini), masak kita disawer…”

Jadi, beliau telah mengundang sebagian kecil ortu untuk mau dijadikan pengurus Pemerhati Pendidikan dan saat pertemuan itu, beliau memberi uang…….Waduh….. apa maksudnya ini ???

Bagaimana pendapat anda tentang perilaku kepsek baru ini ??

Menurut saya, point penting yang harus diperbaiki adalah :

  1. Sebagai pendidik, seharusnya mencontohkan sikap dan perilaku yang sopan dan santun.
  2. Bila ingin mencari jalan keluar masalah dana, maka perlu ada transparansi terlebih dahulu …. Berapa dana dari pemerintah , berapa yang seharusnya dibutuhkan, baru terhitung berapa kekurangan. Bila ini tidak dilakukan, maka pemungutan dana dari orang tua hanya akan mengundang Fitnah !
  3. Dalam kondisi ekonomi dan dunia yang sedang prihatin, juga antisipasi kebutuhan biaya pendidikan masuk SMU, pantaskah kita bermewah-mewah (pesta perpisahan di balai sudirman, dll)

Ada komentar, pendapat atau saran dari anda ?

Read Full Post »

Saya punya banyak teman keturunan tionghoa, dan sering mendengar keluhan mengapa mereka dianggap bukan orang Indonesia, dipinggirkan, dianggap sebagai warga kelas dua bahkan dibenci …..

Padahal mereka sudah merasa benar-benar menjadi orang Indonesia, dan mereka semua orang baik, sering lebih baik dari WNI asli …… saat kerusuhan Mei 98, saya bahkan tidak tega karena salah satu teman keturunan tionghoa saya yang pintar, tekun dan baik sekali, ketakutan dan sangat frustasi akan kejadian tsb…

Kenapa kita selalu menganggap orang cina itu pelit, licik, dll yang negatif ?

Saya pernah membaca di Harian Kompas sekitar tahun 1999 atau 2000.. (saya lupa karena sudah lama) ….. disitu ada artikel yang merupakan opini/analisis penulisnya apa penyebab kita semua manjadi membenci cina ! walaupun sudah lama, tapi mungkin cukup penting untuk dishare khususnya yang belum membacanya.

Menurut artikel tsb, perbedaan antar suku itu biasa, tetapi kenapa pada cina perbedaan itu menjadi kebencian yang berbeda ?

Menurutnya kebencian ini mulai terpupuk dengan ditampilkannya pengusaha cina untuk dijadikan sapi perah pemerintah….. menurutnya, secara terencana (karena sang penguasa saat itu punya pengalaman berbisnis haram dengan cina) Ia memunculkan pengusaha cina yang kurang baik tetapi dijadikan mitranya … dan di lain pihak kebencian terhadap cina disebarkan ….

Tujuannya jelas membuat pengusaha cina ini menjadi sapi perah dan mereka akan terus terikat dengan sistem yang secara jenius dia bangun …. sama jeniusnya dengan menyebarkan budaya korup pada aparat terkait hingga para aparat pun terikat kontrak tak resmi dengannya.

Saya kira skenario ini … masuk akal juga ….. karena dibalik pengusaha brengsek cina, banyak pengusaha ideal yang sangat nasionalis keturunan cina.  Mereka diam (silent majority) tetapi terus bekerja dan berkarya bagi bangsa dan negara …..Kita pun termakan oleh kebencian yang tanpa kita sadari menjadi melekat menjadi paradigma kita ….

Bila bangsa ini mau maju, maka apapun yang menjadi asset, sumber daya…. harus kita manfaatkan seoptimal mungkin, terlepas dari percaya atau tidak pada skenario di atas.  WNI keturunan tionghoa adalah asset yang luar biasa karena mereka secara umum punya mental rata-rata yang lebih kuat dari WNI asli, mereka lebih tekun, lebih gigih …, dan juga banyak yang pintar luar biasa …..

Read Full Post »