Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Mei, 2010

Dalam pidatonya Ibu Sri Mulyani (SM), mengatakan  ‘Mundurnya saya tidak berarti kalah, saya menang ‘ kata SM. Tapi layakkah SM disebut sebagai pemenang ?

Saking sayang dan kagumnya pada beliau saya menuliskan kemunduran beliau dari jabatan Menkeu sekali lagi  …tentu dengan sudut yang berbeda….semoga bermanfaat untuk SM dan untuk kita semua yang masih mencintai Republik ini…

Menurut saya SM belum dapat dikatakan pemenang, jika belum ada perubahan ke arah perbaikan dari apa yang dikeluhkan SM tentang kebijakan dan perilaku pejabat publik, kondisi politik bangsa dan pemimpin negara ini.  SM baru mencapai kemenangan yang tertunda.

Kalau pun menang SM baru memenangkan kemenangan diri… bukan kemenangan publik.  Secara sosial SM gagal atau tidak dapat mempengaruhi idealismenya pada lingkungannya.

Ya, SM tidak kalah, tapi belum menang…… semoga kemenangan akan datang. Hal ini masih harus kita buktikan, harus kita nantikan, bahkan mungkin harus kita bantu…. agar SM menang…. agar Republik tercinta ini menang dari permainan kotor sekelompok orang yang haus kekuasaan dan harta yang bukan haknya.

“Seolah-olah sepertinya negara ini menjadi tanggungjawab Sri Mulyani” demikian SM  mengatakan  dalam pidatonya, sebagai rasionalisasi dari kemundurannya, dan ketidakberdayaanya pada lingkungannya yang sangat kotor.

Betul bu, tidak mungkin ini menjadi tanggung jawab ibu seorang ! Dan dengan kondisi lingkungan yang demikian parahnya, sangat bijaksana bila kita memilih untuk tidak terseret dan memenangkan hati nurani.  Jika saya menjadi Ibu, saya akan mundur sejak saya ditekan untuk menyetujui penggelontoran dana ke Bank Century !

Beliau akui juga dalam pidatonya, terlambat tidak apa-apa…… ok bu. pergumulan batin yang luar biasa menyebabkan ibu lambat memutuskan. Karena saya cinta Ibu, saya bisa mengerti dan memaafkan.

Namun bu…..Ibu adalah Tokoh, salah satu tokoh idola saya.  Bicaralah lebih banyak…… teruslah berjuang untuk memperbaiki keadaan. Janganlah keputusan mundur ini dibarengi dengan embel-embel kesepakatan tidak boleh ini dan itu..tidak boleh bicara ini dan itu….kalau ini yang terjadi…. ibu sudah masuk dalam kolaborasi yang ibu sampaikan…..

Tolong bu….. jangan masuk dalam kesepakatan apapun dengan yang kotor…..

Jujurlah pada diri sendiri… jujurlah pada bangsa ini….. kami akan mendukung.. karena kami tahu hati Ibu tak akan menghianati republik ini.

Jangan klaim sudah menang…… Ibu memang tidak kalah…. tapi Ibu akan menang… kita akan menang …. bila Ibu terus berjuang memperbaiki keadaan ini.

Salam dari kami yang masih yakin bangsa ini bisa diselamatkan…..

Read Full Post »

“Ayah dan Ibu saya adalah Pahlawan Kemerdekaan, mereka berdua berjuang merebut kemerdekaan, berbagai bintang didapatkan…. tapi apalah arti tanda jasa…. hingga akhir hayatnya mereka tidak mendapat izin memiliki rumah yang mereka tinggali puluhan tahun “

“Lebih baik serahkan saja tanda jasa pahlawan itu kepada bapak Presiden SBY, gali dan pindahkan saja makam orang tua kami dari taman makam pahlawan, karena sebutan pahlawan itu hanyalah sebuah beban…tak ada artinya….tak ada penghargaan nyata…….”

“Tanah air tumpah darah telah diberikan oleh orang tua kami pada negara dan bangsa ini, namun tak sejengkal tanahpun  yang dapat mereka miliki hingga akhir hayatnya……”

Demikian jeritan dan keluhan keluarga purnawirawan ABRI pahlawan perebut kemerdekaan yang saat ini diminta mengosongkan rumah atau dengan kata lain”diusir” dari rumah yang telah mereka tinggali bertahun-tahun

Awalnya sayapun merasa tuntutan itu tidak pada tempatnya karena sejak awal statusnya adalah rumah dinas…., namun setelah berdiskusi dengan keluarga para pahlawan ini, saya semakin mengerti mengapa mereka begitu kecewa dengan pemerintah saat ini. berikut beberapa hal yang menarik dari fenomena rumah dinas tersebut :

1.  Rumah dinas yang mereka tinggal sekitar 30-50tahunan, sudah mereka perjuangkan untuk dimiliki dengan mengajukan berbagai usulan seperti mencicil dan lain sebagainya sejak tahun 1980an… (arsip perjuangan orang tua mereka menuntut kepemilikan rumah disimpan rapih oleh para keluarga).  Namun hanya janji surga yang diberikan oleh para pejabat yang nota bene adalah junior mereka. Padahal berbagai panitia pengurusan kepemilikan perumahan ini sudah pernah ditandatangani para petinggi ABRI.

2.  Janji paling mutakhir adalah janji dari partai pemenang pemilu saat kampanye tahun lalu…… namun setelah menang mutlak, kenyataanya justru kebalikannya.

3.  Rumah tersebut karena telah ditinggali bertahun-tahun, sementara tidak ada biaya pemeliharaan dari negara, maka tentu saja mereka mengeluarkan dana berjuta-juta rupiah untuk merawat dan merenovasinya. Saat diminta pindah, tidak ada kejelasan perhitungan hal ini.

4.  Tanah Kompleks Cijantung yang dinyatakan milik negara, kenyataannya adalah tanah yang masih diakui oleh pemilik lama tanpa ada proses jual beli yang jelas, saat ini ahli waris merasa tanahnya direbut secara sepihak.

5.  Jasa para pahlawan ini tentunya sangat-sangat besar pada bangsa dan negara ini. Sementara para perwira saat ini mempunyai rumah sangat-sangat mewah termasuk bapak SBY tercinta, para pahlawan tidak mendapatkan sejengkal tanahpun …..

Adakah bangsa ini menghargai para pahlawannya ? ataukah tuntutan keluarga pahlawan ini berlebihan ???

Read Full Post »

Coba kita simak kembali pernyataan Sri Mulyani (SM) yang merasa menang dengan keputusannya mundur dari kabinet.  Benarkah Ia menang ? Kalau Ia menang, siapa yang Ia kalahkah ? ataukah sebenarnya Ia kalah ?

Saya terus terang termasuk pengagum SM, buat saya Ia bukan saja wanita yang pandai, tapi juga mempunyai integritas yang tinggi, prinsip yang kokoh, kuat namun luwes dalam menempatkan diri.  Tak perlu dijelaskan mengapa demikian, kiprahnya sudah banyak diketahui khalayak.

Yang ingin saya soroti disini, apakah Ia benar-benar menang dengan keputusan mundur seperti yang diklaim SM di sebuah kampus ?

SM mengatakan menang karena merasa ia tidak terseret dalam kartel politik yang sarat konflik kepentingan.  Ya….. dalam hal ini SM tidak terkalahkan oleh tekanan kepentingan tersebut.  Namun apakah layak disebut pemenang ?

Bila kita cermati, kemenangan SM ini barulah sebatas kemenangan diri, tetapi belum merupakan kemenangan publik, atau secara sosial SM belum dapat dikatakan menang….

Karena SM memilih mundur, dan SM tidak mampu mengubah dan memperbaiki lingkungannya agar prinsip dan nilai-nilai SM yang baik dapat ditularkan bahkan diadopsi oleh lingkungannya. SM kalah dalam lingkungan terdekatnya…..

Sangat disayangkan, Tokoh SM harus mundur dan kalah oleh konflik kepentingan yang ada.  Namun apakah kekalahan ini sebuah kemenangan tertunda ? Saya masih berharap demikian....

Semua itu tentu berpulang pada dampak dan reaksi keputusan mundurnya SM , serta upaya lanjutan SM untuk mengimplementasikan idealismenya pada masyarakat luas, khususnya Bangsa Indonesia.

Apa yang SM katakan di kampus tersebut, memang sangat bermakna, selain menyebutkan buruknya iklim politik negeri ini,  Ia juga menyebutkan adanya kepalsuan dalam demokrasi saat ini.  Seolah-olah demokrasi, tetapi sebenarnya bukan, bahkan ia menyebutkan ini seperti orde baru…..

Kalau dampak pidato ini terus bergulir dan berdampak pada perubahan….. tentu ada harapan keputusan SM adalah sebuah kemenangan tertunda. Tapi jika SM berhenti sampai disitu…..bisa jadi Ia benar-benar kalah secara publik.

SM adalah seorang tokoh, Ia punya tanggung jawab untuk terus berjuang memperbaiki keadaan  ini…… Ayo ….. Jangan berhenti sampai disini…..

Jangan merasa menang dengan tindakan mundur…. perjuangan masih panjang… Indonesia perlu berubah dan bangkit…….berjuanglah terus SM…  bongkar dan basmi praktik-praktik politik kotor di negeri ini……yakinlah banyak yang mendukung hati nuranimu…..

Salam- progoharbowo

Read Full Post »

Untuk kesekian kali Polisi menembak mati ‘tersangka’ teroris !  Ini bukan prestasi ! ini sebuah KEBODOHAN, kalau bukan kebodohan tentunya ini sebuah KEJAHATAN !

sebuah opini pribadi, siapa setuju ?

Read Full Post »

Setelah diterima di FK-UI, ternyata anak saya masih menyimpan rasa penasaran untuk menjajal test masuk ITB (yang akan diselenggarakan tgl 29-30 Mei mendatang).

Selain rasa penasaran anak saya, kami pun sebenarnya sedang menimbang-nimbang cocokkah ia berprofesi menjadi dokter dengan karakter dan sifatnya saat ini ?

Kami pun lalu mencoba membanding-bandingkan kelebihan dan kekurangan pilihan masing-masing.  Jurusan ITB yang ia pilih adalah jurusan elektro dan informatika, ini pun jurusan paling bergengsi di ITB karena Tingkat Kesulitan Relatifnya yang paling tinggi yaitu 84.

Pilihan jurusan ini tentunya sangat penting bagi masa depan anak kami. Sekilas FK UI sangat menjanjikan, profesi dokter tentu saja selain mulia juga menyediakan langsung lapangan kerja.  Namun waktu yang dibutuhkan untuk menjadi dokter cukup lama sekitar 5-6 tahun

Sementara bila lulus dari STEI ITB, walaupun sangat besar kemungkinan lulusannya tidak kesulitan mencari kerja, namun ia hanya menjadi pekerja, perlu meniti karier…. at least untuk sementara waktu sebelum kariernya meningkat dan berhasil.  Waktu kuliah sekitar 4 tahun, biaya kuliah (uang pangkal ITB) dua kali lebih mahal dari FK UI.

Sekilas…. karakter anak saya adalah cukup introvert, lebih sering beraktivitas individual, agak pendiam /pemalu, namun bila sudah kenal dekat ia akan lebih terbuka bicara, bahkan cenderung banyak bicara dan berbicara dengan cepat. Dalam pengamatan saya ia masih harus mengasah kemampuan interaksi sosialnya, masih terkesan agak kaku.

Tentang kecerdasan, dalam test IQ memang sudah jauh diatas rata-rata, ia orang yang sangat analitis, logik, kemampuan membacanya  sangat cepat, namun ia cenderung malas belajar, apalagi yang hafalan.

Ia punya hobby game. sangat maniac game… karena malas belajar dan kalau belajar hanya sebentar, kami sering meledeknya : “istirahatnya belajar, utamanya main game ya ?”  karena belajar terlama di rumah rekornya ya sekitar 1 jam. Biasanya setengah jam sudah nonton TV or main game kembali.

Selain masalah kecocokan anak saya, masalah yang mengusik juga adalah apakah pantas anak saya ikut test lagi, padahal sudah diterima di jurusan paling favorit dan bergengsi di negeri ini.  Terlalu egoiskah ia ? sementara yang lain masih mengharapkan peluang karena belum diterima ?

Bagaimana pendapat para blogger ? apa jurusan yang cocok untuknya ? apa kelebihan UI dan ITB ? masih perlukah  mengikuti test ke ITB ?

Read Full Post »

Hari-hari ini kami sedang berbahagia, karena anak sulung kami diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.  Prestasi anak saya ini pernah saya posting awal 2008, saat itu ia baru kelas 1 SMA baru lulus SMP dengan nilai NEM tertinggi. (baca artikel : tips menghadapi UN, pengalaman mendapatkan nilai NEM tertinggi)

Tak terasa saat ini moment tsb terulang lagi, walau bukan menjadi yang tertinggi (karena nilai bahasa indonesia hanya mendapat 7,8) namun nilai matematik di UN mendapat nilai sempurna 10 …..cukup membanggakan.

Sejak SMA, saya sudah tidak dapat membimbing pelajarannya karena sebagian besar saya sudah lupa dengan materi pelajaran kimia, fisika dan matematika yang cukup rumit.  Kebiasaannya main game juga belum berubah, namun kami tak hentinya mengingatkan waktu belajar kepadanya.

Walaupun sudah SMA, bimbingan dan perhatian orang tua tidak boleh kendor.  Dengan banyaknya gangguan /pengaruh lingkungan, teknologi, media yang luar biasa…. mau tidak mau kita harus memastikan anak kita masih di rel yang benar. Mengingatkan untuk belajar, manakala ia terhanyut dalam kegiatan remajanya, adalah sangat penting.

Sejak kelas 3 SMA ia sudah mengikuti bimbingan belajar intensif dan secara rutin mengikuti try out. Tidak lupa saya juga membelikan buku-buku latihan soal UN dan test PT yang banyak tersedia di toko buku.Selebihnya, kami berdoa dan kadang bertahajud untuk kesuksesan anak kami.  Dalam hal ini pun kami mengalami titik pencerahan setelah anak kami kelas 3 SMP (3 thn yang lalu).

Ada hal sepele yang lucu dan mungkin memalukan, namun saya kira mungkin ada yang mengalaminya juga.  Dalam hal ini bisa dikatakan kami mengalami titik pencerahan.  Hingga tiga tahun yang lalu, saya sangat sibuk untuk bekerja (meniti karier), hingga kalaupun kami berdoa, lebih khusyu doa untuk diri sendiri karena didera oleh berbagai masalah di kantor, konyol sekali.

Hingga pada suatu saat saya mempertanyakan untuk apa kesuksesan yang kami raih, bila anak-anak kami tidak berhasil dalam kehidupannya mendatang.  Dengan bertambahnya umur kami, kami menyadari bahwa anak-anak yang merupakan titipanNya, adalah tanggung jawab kami. Kami harus mengantarnya agar mereka bisa sukses dan bahagia dan menjadi orang yang bermanfaat. kami lebih khusyu berdoa untuk masa depan anak-anak kami….

Walaupun Jalan ke depan masih panjang, kami syukuri anak kami telah berprestasi dan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang sangat diidamkan oleh kebanyakan anak-anak berprestasi.

FK-UI mempunyai ‘passing grade’ tertinggi, artinya dalam seleksi masuk ia menetapkan standard nilai tertinggi di Indonesia untuk seluruh jurusan, yaitu 86.  Passing grade ke 2 tertinggi adalah STEI ITB (elektro dan informatika) yaitu 84. Passing grade ini di ITB dikenal sebagai Tingkat Kesulitan Relatif.  Jurusan yang lain di bawah skor ini.

Anak saya memilih kedua jurusan tersebut sebagai sasarannya.  Tentu saja saya sangat cemas karena persaingan yang sangat ketat dan standard seleksi yang sangat tinggi. Kini,  kecemasan itu berakhir dengan rasa syukur, karena telah diterima melalui Jalur SIMAK UI reguler.

Bayangkan sementara yang lain masih sibuk ikut test ujian masuk yang banyak sekali jalurnya, anak saya sudah merasa tenang. Biaya pun sangat affordable bagi kami, karena masuknya jalur reguler (biaya standard).

Semoga ia menjadi dokter yang handal, dan memberi arti bagi sesama.

Read Full Post »

Hari ini (3 mei 2010) blog saya tembus angka 100.000 pembaca. Membanggakan atau memalukan nih ? Ngeblog dari Jan 2008, produktif di 3 bulan pertama, setelah itu…. Loyo kekurangan energi dan sangat tidak produktif. Rekan seangkatan blogger sudah sangat jauh meninggalkan saya, baik dari kuantitas (sudah jutaan) maupun kualitas.

Entah kenapa saya tergerak saja untuk menulis saat menembus angka tsb…..” bebas toh… mantap toh ….dari pada bengong…. ” Kata mbah surip hehehe…. Apakah angka 100.000 pengunjung ini akan mengembalikan semangat saya ? rasanya sih belum juga ….. sulit bagi saya untuk secara rutin menulis di blog seperti yang om NH lakukan.

Apa hubungannya dengan om NH, om NH adalah teman kost saya waktu kuliah di bogor, om NH di awal tahun 2008 sering tandem ke blog saya (pas nggak ya istilahnya, ah suka-suka deh… maap ya om), namun dengan ketekunan dan konsistensinya om NH sekarang sudah jadi celeb blog…hehehe… selamet ya om (loh kok malah nyelematin om NH ..hehehe)

Banyak alasan kenapa menjadi tidak produktif, sampai-sampai saya ‘hampir’ tidak punya teman lagi disini.  Jangankan menulis, blogwalking saja hampir nggak pernah ! Lalu, apakah tulisan ini akan ada yang baca ? akan bermanfaat ?  hmm……sekarang pokoknya menulis dulu saja….

Oh ya, walau saya sangat jarang menulis, setiap hari blog saya ada saja yang mengunjungi…. (berusaha menghibur dan membanggakan diri). Tahukah anda, ternyata yang menyebabkan blog saya masih dikunjungi sekitar 100 kunjungan per hari adalah tulisan :

  1. Wujud Makhluk Halus tertangkap kamera   :  lebih dari 22.700 ribu pembaca
  2. Terpesona banci Thailand, lalu jadi korban  : lebih dari 7600 pembaca
  3. Operasi jantung by pass atau ring : lebih dari 5300 pembaca

Semua topik itu saya tulis ya awal tahun 2008. Ternyata, topik berbau horor, klenik memang masih sangat di gemari di negeri ini.  Yang kedua, masalah banci ternyata juga digemari …..Yang ketiga, mengenai operasi jantung, karena tulisan ini blog saya menjadi ramai dikunjungi para dokter…..

oh…..jadi malu dengan pencapaian ini…….

Read Full Post »